Cara Menjadi Istri Sholekah
Seorang lelaki yang beparas ganteng dan cerdas yang di kirimkan Allah kepada saya untuk di jadikan jodoh dan menjadi pemimpin keluarga sungguh beruntung dan syukur selalu saya ucapkan, hingga saya di karunia anak laki2 yang lucu dan sifat kecerdasan dan tampan ayahnya berada padanya. Tegar dan tangguh menjadi tambahan beliau menghadapi segala tantangan.
Tanggung jawab yang di emban selalu di pikul hingga hal sekecil apa pun. Hingga suatu saat kebodohan saya merusak kebahagian yang telah terbina dengan baik. Karena saya egois dan keras kepala yang membuat beliau selalu binggung dan dan murka. Semua karena kesalahan saya hingga saya merasa berdosa. Saya melupakan hukum hukum Allah yang telah di riwayatkan oleh baginda rosullah shayiddina Muhammad sebagai berikut
Telah ada pernyataan dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bahwa para wanita itu lebih banyak sebagai penghuni neraka.
Dari Imran bin Husain radhiallahu anhu dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
ﺍﻃَّﻠَﻌْﺖُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻓَﺮَﺃَﻳْﺖُ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﺃَﻫْﻠِﻬَﺎ ﺍﻟْﻔُﻘَﺮَﺍﺀَ ﻭَﺍﻃَّﻠَﻌْﺖُ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻓَﺮَﺃَﻳْﺖُ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﺃَﻫْﻠِﻬَﺎ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀ ( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ 3241 ﻭﻣﺴﻠﻢ 2737 )
Aku diperlihatkan di surga. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum fakir. Lalu aku diperlihatkan neraka. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita.”
(HR. Bukhari, 3241 dan Muslim, 2737)
Adapun sebabnya, Nabi sallallahu’alaihi wa sallam ditanya tentang hal itu, lalu beliau menjelaskan dalam riwayat Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhuma, dia berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
َﺃُﺭِﻳﺖُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ ﻓَﻠَﻢْ ﺃَﺭَ ﻣَﻨْﻈَﺮًﺍ ﻛَﺎﻟْﻴَﻮْﻡِ ﻗَﻂُّ ﺃَﻓْﻈَﻊَ ﻭَﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﺃَﻫْﻠِﻬَﺎ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀَ ، ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﺑِﻢَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﺑِﻜُﻔْﺮِﻫِﻦَّ ، ﻗِﻴﻞَ : ﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ، ﻗَﺎﻝَ : ﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺍﻟْﻌَﺸِﻴﺮَ ﻭَﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺍﻹِﺣْﺴَﺎﻥَ ﻟَﻮْ ﺃَﺣْﺴَﻨْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﺇِﺣْﺪَﺍﻫُﻦَّ ﺍﻟﺪَّﻫْﺮَ ﻛُﻠَّﻪُ ﺛُﻢَّ ﺭَﺃَﺕْ ﻣِﻨْﻚَ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﻣِﻨْﻚَ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻗَﻂُّ ( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ، ﺭﻗﻢ 1052 ) .
Saya diperlihatkan neraka. Saya tidak pernah melihat pemandangan seperti hari ini yang sangat mengerikan. Dan saya melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita. Mereka bertanya, ‘Kenapa wahai Rasulallah? Beliau bersabda, ‘Dikarenakan kekufurannya.' Lalu ada yang berkatak, 'Apakah kufur kepada Allah?' Beliau menjawab, ‘Kufur terhadap pasangannya, maksudnya adalah mengingkari kebaikannya.
Jika anda berbuat baik kepada salah seorang wanita sepanjang tahun, kemudian dia melihat anda (sedikit ) kejelekan. Maka dia akan mengatakan, ‘Saya tidak melihat kebaikan sedikitpun dari suaminya.
(HR. Bukhari, no. 1052)
Saya meneteskan Air Mata Ketika saya menulis artikel ini betapa berdosanya diriku ini terhadap beliau karena kesalahan kesalahan saya. Sungguh hina diri ini dihadapan beliau dan Allah Sang Maha Mengetahui.
Selama ini saya tergolong istri yang durhaka selalu menolak perintahnya atau ajakan beliau, padahal saya tahu bahwa perintahnya beliau dapat meninggkatkan keimanan kepada Allah dan beliau sebagai seorang suami menjadi imam yang nantinya akan di minta pertanggung jawabannya. Tak seharusnya saya dan para istri membangkang atas peritah suami atau pun ajakanya. Jangan biarkan hal seperti ini menjadi kebanggaan yang tak seharusnya di lakukan, nerakalah balasan bagi kita para istri andai kata membangkang atas segala peritah beliau para suami.
Ya Allah Maafkan kami sebagai kaum perempuan yang lalai atau tak menyadari atas hukumMu, Suamiku dan para suami para istri yang seprti diriku ini Maaf atas segala dosa Yang aq perbuat, menyakiti suami kita akan membuat para bidadari marah pada kaum istri
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu , Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻻَ ﺗُﺆْﺫِﻯ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٌ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ ﻓِﻰ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻻَّ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﺯَﻭْﺟَﺘُﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺤُﻮﺭِ ﺍﻟْﻌِﻴﻦِ ﻻَ ﺗُﺆْﺫِﻳﻪِ ﻗَﺎﺗَﻠَﻚِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﻫُﻮَ ﻋِﻨْﺪَﻙِ ﺩَﺧِﻴﻞٌ ﻳُﻮﺷِﻚُ ﺃَﻥْ ﻳُﻔَﺎﺭِﻗَﻚِ ﺇِﻟَﻴْﻨَﺎ
Jika seorang istri menyakiti suaminya di dunia, maka calon istrinya di akhirat dari kalangan bidadari akan berkata:
Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah mencelakakanmu sebab ia hanya sementara berkumpul denganmu. Sebentar lagi ia akan berpisah dan akan kembali kepada kami. ” (HR. Tirmidzi no. 1174 dan Ibnu Majah no. 2014
Hadits di atas menunjukkan tidak bolehnya seorang istri menyakiti hati suaminya di antara bentuknya adalah tidak mau taat pada suami dalam hal yang ma’ruf (perkara kebaikan).
Namun hendaklah masing-masing pasangan berlaku baik satu dan lainnya, tidak menuntut yang lain untuk menunaikan haknya.
Hinanya saya sebagai istri yang selalu menceritakan segala kesalahan suami kepada saudara saya dan ibu kandungnya hingga dia termakan oleh fitnah yang saya perbuat atas kelalaian dan kebodohan saya, ini semua membuat beliau sakit hati, tak sepantasnya saya bercerita aib ini karena aib suami adalah aib saya juga dengan harapan solusi terpecahkan tetapi hanya menumpuk masalah.
Seharusnya saya menyelesaikan setiap masalah dengan suami karena yang tahu dan yang akan memecahkan masalah hanya kami berdua. Padahal saya tahu bahwa kewajiban beliau tak hanya sebagai suami dan imam saya tetapi beliau juga bertanggung jawab terhadap ibunya dan keluarganya sungguh berat beban yang beliau pikul sebagai manusia. Seharusnya saya sadar bahwa suami saya di kandung dan di besarkan oleh ibunya dan saya hanya wanita yang baru dikenalnya dan di jadikan istri beliau tak seharusnya sikap saya membuat beliau jauh dari ibunya. Sungguh suami yang sabar dan baik yang selalu memaafkan saya dan mengajak ke jalan yang benar. Andai kata suami saya tidak seistimewa itu?? Nerakahlah yang akan saya dapat.
Wahai para istri mari kita bersama meperbaiki semua kesalahan untuk mendapatkan surga kita jaga keluarga bahagia dunia akhirat. Ini adalah pengalaman yang berharga yang harus kita teladai dan kita jalankan sesuai dwngan sabda Rosullah. Mendapat Ridho menjadi istri yang sholekah.
Secara umum suami adalah pemimpin bagi rumah tangga, Allah berfirman dalan Al-Quran Surat An-Nisa :
ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝُ ﻗَﻮَّﺍﻣُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ ﺑِﻤَﺎ ﻓَﻀَّﻞَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑَﻌْﻀَﻬُﻢْ ﻋَﻠَﻰٰ ﺑَﻌْﺾٍ ﻭَﺑِﻤَﺎ ﺃَﻧﻔَﻘُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﻮَﺍﻟِﻬِﻢْ ۚ ﻓَﺎﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕُ ﻗَﺎﻧِﺘَﺎﺕٌ ﺣَﺎﻓِﻈَﺎﺕٌ ﻟِّﻠْﻐَﻴْﺐِ ﺑِﻤَﺎ ﺣَﻔِﻆَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ۚ ﻭَﺍﻟﻠَّﺎﺗِﻲ ﺗَﺨَﺎﻓُﻮﻥَ ﻧُﺸُﻮﺯَﻫُﻦَّ ﻓَﻌِﻈُﻮﻫُﻦَّ ﻭَﺍﻫْﺠُﺮُﻭﻫُﻦَّ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﻀَﺎﺟِﻊِ ﻭَﺍﺿْﺮِﺑُﻮﻫُﻦَّ ۖ ﻓَﺈِﻥْ ﺃَﻃَﻌْﻨَﻜُﻢْ ﻓَﻠَﺎ ﺗَﺒْﻐُﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻦَّ ﺳَﺒِﻴﻠًﺎ ۗ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠِﻴًّﺎ ﻛَﺒِﻴﺮًﺍ * ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ – ﺍﻵﻳﺔ 34
Artinya : Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.