Pengemis Terhormat Berjiwa Miskin
![]() |
Add caption |
Ini adalah sepenggal (Cerita dari keluarga paijo dan ibunya)
Berawal dari bencana tahunan di tempat Paijo tinggal, di daerah Paijo setiap musim penghujan bisa di pastikan, pasti banjir walau tidak parah tapi cukup menggangu, banjir yang diakibatkan banyak faktor, tapi saya tidak membahas banjir. pada saat banjir terjadi banyak tetangga yang resah karena terganggunya perekonomian keluarga, dan suatu saat banjir agak besar karena masuk kerumah begitu juga rumah Paijo yang tergolong agak tinggi dari badan jalan, tidur tidak bisa nyenyak, ibu juga memasak susah, cuci pakaian juga tidak bisa. Efek banjir yang meresahkan. Dan pemerintah pun ikut meninjau untuk menyelesaikan malah banjir dengan beberapa upanya. Diantaranya memberikan bantuan berupa bahan makanan. Selain penyelesaian agar banjir surut.
Ketika Paijo dan keluarganya berupaya membersihkan dan menanggulangi banjir agar tidak terlalu masuk kedalam rumah tiba-tiba tim rombongan dari Bapak RT tempat paijo tinggal memberi salam "Assalammualaikum..." dengan nada santun bapak RT memberi salam paijo bersama adik dan ibunya pun membalas salam beliau " "Waalaikumsalam" balas paijo sekeluarga... lbu, "lho ada apa ini ko ramai2 ke sini?" Meninjau rakyatnya banjir ya? Sambil gelak tawa yang hangat... maaf bu.. sedikit menggagu ni... Bapak RT membuka percakapan, ini kami dari RT dan panitia mau membagikan sembako bantuan dari pemerintah untuk korban banjir, lho.. Kami mendapatkan jatah ya? ( Ibu sambil tersenyum sejukmenyejukan) Sambil seseorang memberikan kardus barisi penuh dengan sembako dan Paijo terima dengan penuh gembira tetapi ketika paijo menerima kardus tersebut tangan ibunya memegang baju Paijo padahal paijo ingin segera mengamankan kardus tersebut, ooo iya Bapak, kami sekeluarga mengucapkan terima kasih ... ☆tetapi mohon maaf yang sangat besar, tanpa mengurangi rasa hormat kami, kami menerima sembako ini tetapi saya titip sebako ini untuk yang membutuhkan lagi mungkin masih banyak yang membutukan.☆ *di dalam hati paijo* "kenapa ibu mengembailikan, kita kan korban banjir.. kita juga merasakan wajar apabila kita menerima"
Berlanjut dialog. Nak berikan Sembako tersebut.. iya bu..
Sekali lagi saya mohon maaf bukan kami sombong dan sok kaya.. ibunya Paijo berbicara dengan bapak RT dan panitia pembagi sebako tersebut, iya bu.. saya sudah faham kita sudah bertetangga puluhan tahun bu.. Bapak RT membalas ibunya Paijo, semestinya ibu menjadi contoh warga lain, padahal di sini ada warga yang pada dasarnya mampu bisa di bilang kaya meminta sembako yang notabenya untuk warga kurang mampu. Terima kasih bu.. kita mau lanjutkan membagi sembako ke warga lainya... Assalamualaikum.. keluarga paijo Membalas Waalaikumsalam.. mereka kembali melanjutkan pekerjaanya, sambil melakukan kegiatan Paijo bertanya pada ibunya.
Kenapa Ibu mengembalikan Sembako itu? Kita kan juga korban banjir bu...
Kita punya cukup uang nak.. untuk membelinya, kenapa kita harus mengambilnya dengan gratis?
Ini jawaban ibu paijo yang memanah Paijo
Paijo terdiam sambil terbayang kata kata ibunya
"☆tetapi mohon maaf yang sangat besar, tanpa mengurangi rasa hormat kami, kami menerima sembako ini tetapi saya titip sebako ini untuk yang membutuhkan lagi mungkin masih banyak yang membutukan sembako ini ☆"
![]() |
Add caption |
Padahal keluarga paijo bukan keluarga kaya
Cerita Paijo ini sangat menginspirasi kami dan menjadi renungan, ini adalah pelajaran yang sangat berharga untuk semua. Kemudian
saya renungkan, saya merasakan bahwa kata-kata ini benar. Kalau semua orang yang punyai duit, ikut menerima sebako , beras miskin , dan batuan untuk orang tidak mampu. Yang biasanya di bagikan melalui RT dapatkan dan dibagikan secara gratis, berarti orang yang sungguh-sungguh membutuhkan tidak bakalan kebagian lagi. Atau mungkin jatahnya terkurangi karena keserakahan orang yang
"berjiwa miskin bermental pengemis"
Ini sungguh pelajaran yang berharga untuk saya.
Jika kita sanggup beli. jangan ambil yang gratis
Biarlah orang lain yang lebih membutuhkan untuk mendapatkannya.
Parahnya di jaman sekarang banyak Orang berjiwa miskin bermental pengemis artinya mereka menyamar miskin untuk mengemis bantuan Pemeritah yang di berikan kepada orang yang benar benar tak mampu atau miskin. Tak jauh beda dengan pengemis yang tidak mau mengakui lebelnya.
Ingatlah ALLAH sudah memberikan berkah yang sungguh luar biasa untuk kita, tidak perlu lagi kita mengambil bagian berkah yang diperuntukkan bagi orang lain Yang benar benar membutuhkan.
Kemiskinan khususnya di Indonesia bukan untuk dipolitisir dan dieksploitasi, karena sebenarnya kemiskinan adalah mental yang mesti dirubah dan diberantas. Mental minta-minta, gratisan, pemalas, potong kompas, termasuk mental jualan produk bohong-bohongan, semua itu adalah Mental Pengemis yang membuat bangsa ini rendah dan terhina, itulah kemiskinan kultural.
Banyak dalil yang menjelaskan haramnya meminta-minta dengan menipu dan tanpa adanya kebutuhan yang mendesak. Diantara hadits-hadits tersebut ialah sebagai berikut.
Hadits Pertama.
Diriwayatkan dari Sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا زَالَ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ، حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِيْ وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ.
“Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya”.
Hadits Kedua
Diriwayatkan dari Hubsyi bin Junaadah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَأَلَ مِنْ غَيْرِ فَقْرٍ فَكَأَنَّمَا يَأْكُلُ الْجَمْرَ.
“Barang siapa meminta-minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api”
Hadits Ketiga
Diriwayatkan dari Samurah bin Jundub Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َالْـمَسْأَلَةُ كَدٌّ يَكُدُّ بِهَا الرَّجُلُ وَجْهَهُ، إِلَّا أَنْ يَسْأَلَ الرَّجُلُ سُلْطَانًا أَوْ فِيْ أَمْرٍ لَا بُدَّ مِنْهُ.
“Minta-minta itu merupakan cakaran, yang seseorang mencakar wajahnya dengannya, kecuali jika seseorang meminta kepada penguasa, atau atas suatu hal atau perkara yang sangat perlu”
Bolehnya kita meminta kepada penguasa, jika kita dalam kefakiran. Penguasa adalah orang yang memegang baitul maal harta kaum Muslimin. Seseorang yang mengalami kesulitan, boleh meminta kepada penguasa karena penguasalah yang bertanggung jawab atas semuanya
Namun, tidak boleh sering meminta kepada penguasa. Hal ini berdasarkan hadits Hakiim bin Hizaam Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Aku meminta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau memberiku. Kemudian aku minta lagi, dan Rasulullah memberiku. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَا حَكِيْمُ، إِنَّ هَذَا الْـمَـالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ ، فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ بُوْرِكَ لَهُ فِيْه ِ، وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيْهِ ، وَكَانَ كَالَّذِيْ يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ. الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى.
“Wahai Hakiim! Sesungguhnya harta itu indah dan manis. Barang siapa mengambilnya dengan berlapang hati, maka akan diberikan berkah padanya. Barang siapa mengambilnya dengan kerakusan (mengharap-harap harta), maka Allah tidak memberikan berkah kepadanya, dan perumpamaannya (orang yang meminta dengan mengharap-harap) bagaikan orang yang makan, tetapi ia tidak kenyang (karena tidak ada berkah padanya). Tangan yang di atas (yang memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (peminta)
Pelajaran yang sungguh sungguh memberikan inspirasi bagi diri saya
Berpikirlah dengan benar! Sudah saatnya kita bangkit dan sadar.
Karena Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Menjaga harga diri lebih baik dari pada menjatuhkan kehormatan hanya demi bantuan Miskin yang sejatinya untuk orang miskin.
Berpikirlah dengan bijak untuk segala PROSES yang akan kita jalankan.
Karena pada akhirnya hidup itu akan selalu menjadi sebuah pilihan.
Ini adalah sebuah pelajaran yang berhaga untuk saya dan semoga semua mendapat berkah dan hidayah menjadi orang yang selalu bertangan di atas,
*Harta yang kita peroleh dengan usaha kita sendiri adalah diberkah
*Bila kita mengalami kesulitan, maka kita harus mengadukannya kepada Allah Ta’ala.
*Dianjurkan untuk menjaga diri (ta’affuf), dan tidak meminta-minta kepada orang lain.
*Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaiat para sahabatnya, agar mereka tidak meminta-minta kepada orang lain.
*Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang para sahabat dan ummatnya untuk meminta-minta kepada orang lain.
*Harta yang diperoleh dari minta-minta adalah tidak berkah.
*Meminta-minta menghilangkan rasa malu.
*Meminta-minta adalah perbuatan yang haram dan hina.
*Harta hasil dari meminta-minta tanpa kebutuhan adalah haram.
* Meminta-minta adalah cakaran, yang seseorang mencakar wajahnya dengannya.
*Orang yang meminta-minta kepada manusia tanpa kebutuhan, maka pada hari Kiamat tidak ada sepotong daging pun di wajahnya.
*Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjamin dengan Surga bagi siapa saja yang menjamin dirinya untuk tidak meminta-minta kepada orang lain.
Orang yang meminta-minta berarti ia meminta bara api Neraka Jahannam.
Meminta-minta tidak akan dapat menutupi kefakiran seseorang.
Semoga kita semua di jauhkan dari kefakiran dan kemiskinan di dekatkan dengan rezeki melimpah, mati bahagia, masuk surga, senantiasa menerima kabar bahagia di berikan kejutan kejutan yang menyenangkan. Aamiin.. aamiin. . Aamiin..