Info Corona Update

COVID-19 ID

TOTAL POSITIF
ORANG
Positif
TOTAL SEMBUH
ORANG
Sembuh
TOTAL WAFAT
ORANG
Meninggal

Jenis Penyakit pada ikan nila dan cara pengobatannya

Jenis penyakit apa saja yang biasanya menyerang ikan nila?

Jenis Penyakit pada ikan nila dan cara pengobatannya — Berbagai macam jenis penyakit pada ikan nila yang harus kita fahami, cara mengatasi dan pemberian obat yang tepat, dengan begitu ikan kita sehat dan meningkatkan keuntungan bagi kita para peternak ikan nila. Selain kita mengetahui jenis penyakit kita juga harus mengerti cara pemeliharaan agar ikan kita cepat besar dengan bobot yang maksimal.

Bila ikan nila peliharaan kita sehat, makannya juga akan lahap dengan situasi seperti itu maka bobot ikan akan cepat naik dan memeoting durasi pemeliharaan. Peningkatan hasil panen bisa di rasakan dengan memotong waktu pemeliharaan itulah keunggulan bila kita dapat menangani penyakit ikan dengan vepat dan akurat.

Jenis penyakit apa saja yang biasanya menyerang ikan nila?



1 . Penyakit protozoa incthyrius


            Penyebab terpaparnya penyakit bintik putih adalah protozoa incthyrius multifilis. Faktor penyebab penyakit ini adalah kualitas air yang tidak baik, suhu kolam yang terlalu rendah, pakan yang berkualitas buruk, dan terjadi kontaminasi ikan lain yang sudah terkena penyakit bintik putih. Penularan penyakit ini dapat melalui air atau kontak langsung antar ikan di dalam kolam pemeliharaan.

            Pengendalian serangan penyakit bintik putih ini adalah dengan menggunakan peralatan yang bersih dan steril, mempertahankan kualitas air tetap harus baik, dan mempertahankan suhu air setabil agar tidak kurang dari 28' C. Jika jumlah ikan yang sudah terserang penyakit ini sedikit, ikan dicelupkan di dalam larutan garam dapur sebanyak 2-4 g/100 cc atau satu sendok kecil garam per satu galon air sudah cukup selama 5-10 menit, atau Methylene Blue (MB 1%) sebanyak 1 gr dilarutkan di dalam 100 cc air. Ambil 2-4 cc larutan tersebut dan encerkan kembali di dalam 4 liter air. Ikan yang sakit selanjutnya direndam di dalam larutan tersebut selama 24 jam. Perendaman dilakukan 3-5 kali dengan selang waktu satu hari. Jangan lupa mengkarantina ikan selama tahap penyebuhan agar tidak menular ke ikan yang lain.

2 . Penyakit penducle (penyakit air dingin)


            Penyakit ini sering disebut dengan penyakit air dingin (cold water descareases) yang biasa terjadi pada suhu 16' C. Penyebabnya adalah selompok bakteri flexbacter psychropahila yang berukuran sekitar enam micron. Ikan yang terserang penyakit ini tampak lemas dan  lemah, tidak mempunyai nafsu makan, dan muncul borok atau nekrosa pada kulit secara perlahan akan membesar.

            Pengobatan yang dapat dilakukan dengan cara merendam ikan nila yang sakit di dalam larutan Oxytetracycline 10 ppm saja selama kurang lebih 30 menit (100mg/l). Pengobatan juga dapat dilakukan melalui makanan yang dicampurkan dengan Sulfixazole. Dosis yang digunakan adalah 100 mg Sulfixazole untuk setiap 1 kg berat ikan jangan berlebihan dalam pemberian dosis. Pencampuran dilakukan dengan cara mengencerkan Sulfixazole di dalam 15 cc air dan menyemprotkannya ke pakan. Pakan tersebut kemudian dianginkan. Setelah kering, pakan diberikan berturut-turut selama 10-20 hari. Sesuai takaran pemberian pakan ikan

3 . Penyakit edward siella/bisul


            Di sebabkan oleh adanya bakteri Edward siella yang berukuran 0,5-0,75 mikron. Apabila sudah terinfeksi penyakit ini, akan muncul luka kecil pada kulit dan daging ikan, disertai dengan pendarahan. Luka tersebut akan menjadi bisul dan mengeluarkan nanah (absees). Serangan lebih lanjut dapat menyebabkan luka pada hati dan ginjal.

Tanaman herbal untuk mengobati ikan

            Pengobatan dapat dilakukan dengan mencampur Sulfamerazine ke dalam pakan. Dosis yang digunakan adalah 100-200 mg Sulfamerazine untuk setiap 1 kg berat ikan. Sufamerazine diencerkan di dalam 1 m3 air bersih dan disemprotkan ke pakan. Pakan dianginkan hingga kering dan diberikan kepada ikan berturut-turut selama tiga hari.

4 . Penyakit Trichodina sp


            Penyakit yang sering menyerang benih ikan ini disebabkan oleh Trichodina sp. Bagian tubuh yang diserang adalah kulit, sirip, dan insang. Serangan penyakit gatal ditandai dengan gerakan ikan yang lemah dan sering menggosok-gosokkan ke benda ke benda keras di dinding wadah.

            Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengurangi kepadatan tebar ikan dan menjaga kebersihan wadah pemeliharaan. Ikan yang sakit diobati dengan cara merendamnya di dalam larutan formalin 150-200 ml/m3 air atau 150-200 ppm selama 15 menit. Bisa juga direndam di dalam larutan Malachyte Green Oxalate (MGO) 19 gram/m3 air selama 24 jam.

5 . Penyakit lerneae (parasit pada insang)


            Penyebab penyakit ini adalah udang renik (Lerneae sp). Gejala yang tampak adalah munculnya parasit yang menempel di tutup insang, sirip, dan mata ikan. Parasit ini menyerang ikan dengan cara menusukkan tubuhnya, seperti sedang menyuntikkan jarum. Bentuk tubuhnya mirip kail pancing dan dapat dilihat dengan mata biasa, tanpa bantuan mikroskop.

            Cara penanggulangannya adalah dengan merendam ikan nila yang sakit di dalam 250 cc formalin yang diencerkan di dalam 1 m3 air bersih. Perendaman dilakukan selama 10 menit dan diulang sebanyak tiga kali selama tiga hari. Penanggulangan secara mekanis dilakukan dengan cara mengankat tubuh ikan yang sakit secara hati-hati, kemudian menggunting parasit yang menancap di tubuh ikan tersebut. Lakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan luka baru pada tubuh ikan yang sakit.

6 . Penyakit kutu ikan (argulus)


            Penyebab penyakit ini adalah Argulus sp, yang termasuk golongan udang renik. Parasit penghisap darah ini sering dijumpai menempel pada insang, kulit, dan sirip ikan yang sakit. Gejalanya adalah tubuh ikan menjadi kurus, nafsu makan berkurang, dan muncul bercak merah di tubuhnya. Jika penyakit ini diabaikan, ikan akan mati karena darahnya terus dihisap oleh parasit.

            Pengobatan penyakit ini dilakukan dengan mencelupkan ikan yang sakit ke dalam larutan garam (NaCl) dengan takaran 20 gram/liter air selama lima menit atau pada garam ammonia (NH4Cl) sebanyak 12,3 gram/liter air selama 5-10 menit.

            Penyebaran penyakit ini dapat dicegah dengan cara pengapuran kolam. Awalnya, kolam dikeringkan. Setelah kolam benar-benar kering, kapur ditabur dengan takaran 200 gram/m3 luas kolam.

Pemupukan Kolam Dan Pemeliharaan Ikan Nila


Pemupukan dalam pemeliharaan ikan nila sangat penting untuk kesuburan kolam

            Pemupukan dalam pemeliharaan ikan nila sangat penting untuk kesuburan kolam. Kolam yang subur mengandung beragam jenis dan ukuran pakan alami dalam jumlah banyak. Pakan alami ini sangat penting dan bermanfaat terutama bagi larva yang memang organ tubuhnya belum terbentuk sempurna. Adanya pakan alami ini menyebabkan larva dapat hidup dengan baik dan tumbuh dengan cepat.


            Gizi pakan alami lebih komplit dan seratnya lebih halus dibanding pakan tambahan. Untuk dapat mendukung pertumbuhan larva atau ikan sebaiknya di dalam kolam ditumbuhi pakan alami yang harus memenuhi beberapa persyaratan di antaranya ialah :


1).Ukurannya kecil (lebih kecil dari bukaan mulut larva atau ikan),

2).Gizinya tinggi dan mudah dicerna,

3).Dapat bergerak, terapung, dan tersuspensi,

4).Mudah dibudidayakan dalam jumlah besar,

5).Dapat dibudidayakan dengan biaya murah, serta,

6).Merupakan pemanfaatan sumber daya alam sekitar.

            Salah satu cara untuk menyuburkan kolam dengan pemupukan. Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk organik maupun anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan atau dedaunan, sedangkan pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat dengan komposisi bahan kimia tertentu. Kandungan nutrien pupuk organik lebih komplit dibanding pupuk anorganik.

            Pupuk organik dari hewan (ternak) yang dapat dipilih meliputi kotoran ayam, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran puyuh, dan kotoran sapi. Dosisnya antara 500-1.000 g/m2 dan diberikan dengan cara disebar ke seluruh bagian dasar kolam. Untuk pupuk organik dari dedaunan yang dapat dipilih meliputi daun kipahit, petai cina, dadap solo, dadap laut, orak-orak, waru, jarong, herendong, kadoya, pingku, dan daun harerang.

            Selain pupuk organik, sebaiknya kolam perlu diberi pupuk anorganik. Beberapa jenis pupuk anorganik yang dapat digunakan adalah Urea, SP-36, NPK, dan ZA. Dosis masing-masing pupuk 25 g/m2. Pemberiannya pun dengan cara disebar ke dasar kolam.

            Setelah diberi pupuk, pada hari yang sama kolam diairi hingga mencapai ketinggian tiga perempat bagian kolam. Bila ketinggian air sudah mencapai yang diinginkan, aliran air ke kolam dapat dihentikan.

            Kesuburan kolam akan meningkat, kalau bubur lumpur di dasar kolam sudah cukup tebal, lebih kurang 10 cm. Lumpur yang lebih tebal daripada 10 cm, akan menggangu kehidupan jasad renik, makanan alami ikan nila.

Dengan kita bisa menganalisa suatu penyakit yang menyerang ikan yang kita pelihara maka kita dapat menekan kemungkinan untuk gagal panen, setelah kita menganalisa dan menanganinya tahap selanjutnya adalah pemeliharaan dan strategi penangan kolam pemeliharaan, pemberian pupuk dan obat yang untuk pendukung percepatan bobot ikan dan menekan biaya oprasional selama pemeliharaan.